Tuesday, February 23, 2010

Hari yang Melelahkan

HUWF......
"What a bad day this day!!!"
Pagi ni, saya sudah dipusingkan dengan masalah LPJ PMW yang kemaren ditolak gara-gara gak ada fotonya n kurang beberapa laporan. Terpaksa dech, saya bawa pulang lagi tu LPJ kmaren. Namun karena hari itu saya sudah lelah, saya niatkan akan mengurusnya jam 4 pagi hari ini. Eh eh eh ternyata, tubuh tidak bisa berkompromi, saya pun bangun kesiangan, ditambah lagi harus mengantar adik ke sekolah. Sampai di rumah jam 7.10, saya langsung ngebut memperbaiki LPJ itu dan akhirnya selesai jam 9 pagi dan langsung mandi n tancap ke kampus. 

Di pertengahan jalan menuju ke kampus, saya ingat belum membayar SPP semester ini yang telah lama saya tunda karena menyangka jangka waktu pembayaran masih ada sampai akhir bulan ini(karena kekurangan info disebabkan keasyikan bermalas-malasan di rumah). Jadi kemudian saya mampir ke ATM dulu untuk mengambil uang sejumlah SPP saya, tak kurang dan tak lebih. Hati sudah agak tenang neh karena mengira semuanya akan berjalan lancar.
Sesampainya di kampus, saya langsung ke pusat administrasi kampus untuk menyerahkan LPJ. Alhamdulillah tak ada yang kurang lagi dan LPJ bisa diterima walaupun harapan saya agar usaha saya tidak dicampuri dari pihak kampus pupus sudah. Saya kira setelah penyerahan LPJ itu saya bisa tenang tanpa turut campur kampus tentang usaha saya. Hal itu membuat saya merasa tak bebas menjalankan bisnis saya karena terikat peraturan. Memang seh itu konsekuensi karena telah diberi dana hibah dari DIKTI melalui kampus. Namun karena hal itu saya justru merasa seperti seorang manajer perusahaan yang diawasi kinerjanya oleh para pemegang saham, bukan sebagai entrepreneur.
Dari kampus saya pergi ke bank di depan kampus untuk membayar SPP. Dengan tenangnya saya masuk ke bank, sampai akhirnya saya bertemu dengan kakak angkatan saya, dan ia berkata " hai, mau ngapain lw??", dan saya menjawab " mau mbayar SPP..." dengan entengnya. Ia pun tersenyum aneh dan berkata "lah,bukannya udah telat. Temen gw ja udah kena denda beberapa hari yang lalu."
"Busyet..., saya kira mbayar SPP tuh nyampe akhir bulan ini..."ujar saya dalam hati.
Tapi tak apalah pikir saya, paling denda hanya beberapa ribu rupiah saja. Saya mencoba untuk tenang dan mengambil nomor antrian. setelah nomor antrian muncul dari dalam mesin, keluarlah angka A170.
"Woooww, angka genap yang mudah diinget nich, mudah2an aja bikin hoki!",ujar saya dalam hati. Setelah itu saya liat ke papan penunjuk nomor antrian, dan....

Busyet..., gak salah tuh..., nomor antrian sekarang masih nomor A102, jadi saya harus menunggu sebanyak 68 orang untuk nyampe ke giliran saya. Huwf.... tenang ujar saya, saya masih bisa menunggu, paling 1 jam-an. Daripada saya lama-lama menunggu di bank yang lumayan penuh dengan manusia itu, mending saya tunggu sambil membaca komik di perpustakaan dekat bank sampai 1 jam-an lagi.

Setelah 1 jam-an saya pun kembali ke bank itu lagi, dan melihat ke papan antrian, dan kemudian...
KAMPRETTTT, no. antrian udah nyampe angka A193. Langsung aja tanpa banyak pikir saya langsung ambil no.antrian lagi. Kali ini saya harap tidak seperti tadi, namun ternyata angka yang keluar adalah angka A256.  Crap... saya harus menunggu 59 antrian lagi neh.
Saya putuskan kali ini tetapmenunggu di bank sampai giliran saya sambil berdiri di sebelah bangku2 yang telah penuh terisi sambil berharap akan ada yang maju dan meninggalkan bangkunya sehingga saya bisa duduk disitu.
Waktu demi waktu terlewati, Satu demi satu orang telah maju, namun tak ada juga bangku yang ditinggal oleh orang2 yang duduk disitu. Ni orang2 betah ato lagi cuma numpang duduk se.. perasaan mereka datang lebih awal dari saya.
Sampai akhirnya tiba giliran saya maju,dan saya langsung serahkan KTM (kartu tanda mahasiswa) saya.  Dan si mba Teller bertanya, "Mana surat penundaannya?". Saya pun bertanya dalam hati, "Surat penundaan???". Saya pun baru teringat bahwa surat penundaan itu adalah surat untuk pengajuan pengunduran waktu pembayaran SPP bagi anak2 yang hampir lulus dengan harapan mereka akan lulus sebelum jangka waktu pembayaran SPP semester berikutnya.
Teringat hal itu saya langsung berkata ke mba teller bahwa saya tidak punya surat penundaan itu. Dan mba teller pun tersenyum seperti menyindir dan mengecek angka yang harus dibayarkan oleh saya. Saya pun segera menyiapkan duit yang ada di dompet saya yang hanya tinggal 570.000 rupiah saja.
Dan saatnya mba teller mengucapkan angka itu pun tiba, dia mengucapkan:
"SPP 550ribu....
  dan dendanya........................................................................................................
  110rbu......".

"ALAMAK......BUSYETTTTTTTT, EDANNNNNNNNNNNNNNN, PERAMPOKANNNNNNN"
teriak saya dalam hati sambil ternganga dengan angka yang mengagetkan itu.
Langsung saja saya mengatakan tidak membawa uang sebesar itu, dan mbak teller itu pun mengatakan untuk kembali lagi besok. Saya pun pulang dengan hati yang pilu dan kesal bercampur-camour seperti es campur.....
Gak lagi2 deh liburan sampai lupa kampus.......

0 comments:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Post a Comment

Saya sangat senang bila Anda berkenan memberikan komentar setelah membaca artikel ini

Ini peluangmu!!!

Related Posts with Thumbnails

Mau dapet duit cuma dengan upload FILE???

 

Template by NdyTeeN