Siapa orang Indonesia yang tak kenal dengan sosok yag satu ini? Pria dengan rambut perak yang mempunyai ciri khas dengan berpakaian menggunakan setelan kemeja dan celana pendek di setiap acara. Ya, dialah Bob Sadino, orang yang memulai usahanya berbekal kemampuan dan kemauannya dalam melihat setiap peluang.
Bob Sadino lahir pada 9 Maret 1933 dari keluarga yang berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Orang tuanya meninggal sejak Bob Sadino muda berumur 19 tahun. Ia pun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara-saudaranya yang lain sudah dianggap hidup mapan.
Bob menghabiskan setengah harta kekayaan keluarganya untuk berkeliling dunia mencari hal yang baru..Dalam petualangannya itu, ia singgah di Amsterdam. Disana, Bob Sadino muda memperoleh pekerjaan di Djakarta Lloyd di kota Amsterdam. Di Amsterdamlah Bob Sadino muda menemukan tambatan hatinya, Soelami Soejoed. Sosok Soelami Soejoed sendiri adalah seorang yang pernah bekerja di Bank Indonesia New York selama 11 tahun lamanya. Setelah hubungan yang cukup lama, akhirnya mereka kembali ke tanah air untuk menikah dan mengakhiri karirnya masing-masing di tempat mereka bekerja.
Sukses bukanlah teorei menurut Bob Sadino, namun sukses adalah perjuangan keras yang perlu kita hadapi dengan beragam action serta dilandasi dengan kuat untuk mewujudkan impian dan cita-cita. Bob Sadino adalah salah satu contoh nyata bahwa sukses dapat diraih asal kita mau untuk membayar 'harga'nya.
Bob Sadino kembali ke tanah air dengan membawa 2 mobil marcedes miliknya buatan tahun 1960-an. Salah satu mobilnya kemudian ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan dan satunya lagi ia sewakan.
Naas, dalam suatu kecelakaan mobil milik Bob Sadino hancur. Hal ini membuat dia hampir depresi karena ia menggantungkan penghasilannya lewat mobil itu. Bob pun beralih pekerjaan menjadi tukang batu yang pada waktu itu hanya digaji sebesar Rp 100,- per harinya.
Suatu ketika seorang teman Bob Sadino memberikan sejumlah ayam untuk Bob ternakan agar Bob tidak depresi. Dari sinilah Bob memulai karir wirausahanya. Bob Sadinolah yang memperkenalkan ayam broiler dan telur ayam yang kita makan sekarang di Indonesia ini. Ini berawal dari petualangannya selama di luar negeri, ia heran mengapa di Indonesia pada saat itu hanya ada telur dan ayam kampung sedangkan di luar negeri Ia menemukan ayam broiler yang lebih mudah diternakkan serta telurnya yang memiliki ukuran lebih besar daripada ayam kampung. Disinilah ia melihat celah yang belum dilirik oleh pengusaha-pengusaha di Indonesia.
Sebagai peternak ayam, Bob Sadino muda bersama istrinya setiap hari menjual telur bersama-sama. Kebanyakan pelanggannya adalah orang-orang asing dikarenakan di daerah kemang banyak orang asing, lagi pula mereka fasih berbahasa asing. Dari sinilah ia belajar membangun hubungan dengan konsumen, meningkatkan kualitas barang dagangannya serta meningkatkan mutu pelayanannya.
Setelah lama beternak ayam, bisnisnya pun ia perluas dengan merambah ke penjualan bahan makanan yang menjadi cikal bakal berdirinya supermarket Kemchick. Lalu kemudian bisnis Bob Sadino juga merambah ke agribisnis, khususnya holtikultura, mengelola kebun sayur mayur untuk kebutuhan orang asing di dalam negeri.
Bob Sadino selalu percaya bahwa setiap langkah sukses pasti selalu disertai dengan kegagalan terlebih dahulu. Menurutnya kunci sukses yang perlu dimiliki setiap entrepreneur (wirausaha) adalah komitmen, kemauan, serta berani menangkap setiap peluang.
Bob Sadino selalu menyebutkan bahwa kelemahan kebanyakan orang di dunia ini adalah terlalu banyak berpikir untuk membuat rencana sehingga tidak segera membuat langkah. Ketika seseorang merasa mempunyai banyak ilmu, ia akan terpaku oleh sebuah rencana, padahal rencana bersifat kaku dan baku serta lurus dan mulus. Padahal dalam dunia nyata kehidupan seorang entrepreneur berlika-liku yang tak bisa di hadapi hanya dengan segudang rencana, namun hanya dapat di hadapi dengan action. Mendengarkan keluhan pelanggan, selalu memperbaiki kualitas pelayanan, semua itu yang membuat entrepreneur menjadi berkembang bukan hanya sebuah rencana.
5 comments:
kisah yang inspirtaif sekali.. aku suka pak bob karena dia juga nggak bergaya glamor dalam kesehariannya
salah satu pengusaha yg saya kagumi karena kesederhanaan dan kecuekannya
wew... ol about bisnes...ckckck....
boleh nih...
wah saya pikir bob sadino dari keluarga gak mampu... makasih infonya...
btw, thx dah mampir ke blog saya ya...
Nice POst...
syukron udaa mampir ke gubuk piet
dan mengkritik kue buatan pit... ^^
SERAMBI MEKAH itu nama lain dari Kota Aceh ^^
ohh iah, aku kurang hurup "i"
sat menulis Innalillahi...
syukron udaa mau kritik kue buatanku ^^
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63
Post a Comment
Saya sangat senang bila Anda berkenan memberikan komentar setelah membaca artikel ini